Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Maria Montessori, Sang Pencipta Metode Montessori

Maria Montessori memiliki pengaruh yang kuat dalam dunia pendidikan dan psikologi anak hingga saat ini. Pemikiran, teori dan konsep yang ia kembangkan telah menjadi warisan berharga bagi umat manusia. 

Jika pada artikel sebelumnya kami sudah membedah  metode pendidikan ala Montessori, maka kali ini kami akan membahas sang pencipta metode, Dr Maria Montessori. 

Siapakah dia dan bagaimana sepak terjangnya hingga mampu melahirkan salah satu metode paling fenomenal dalam dunia pendidikan? Inilah profil lengkap Maria Montessori

Biografi Dr Maria Montessori

Sejarah Maria Montessori lengkap
Foto Maria Montessori


Masa Awal Maria Montessori

Maria Montessori lahir pada 31 Agustus 1870 atau sekitar 44 tahun sebelum Peranng Dunia 1 meletus dan memporak-porandakan Eropa. Ia lahir di negara Italia, tepatnya di wilayah Chiaravalle, Region Marche. 

Pada saat itu negara Italia masih berbentuk kerajaan dan sedang berposes untuk menjadi sebuah negara modern di bawah komando Raja Agung Viktor Immanuel II dari Sardinia.  

Ayahnya Maria Montessori bernama Alessandro Montessori, seorang pegawai Kementerian Keuangan di pabrik tembakau yang dijalankan oleh pemerintah negara bagian setempat.

Ia berusia 33 tahun saat Maria dilahirkan. Sedang ibunya bernama Renilde Stoppani. 

Ia adalah seorang dengan latar belakang pendidikan yang baik untuk masa itu.Bahkan diketahui ia merupakan cucu-ponakan seorang geologiwan dan paleontologiwan Italia, Antonio Stoppani. 

Kedekatan Maria dengan ibunya inilah yang nampaknya menjadi alasan kenapa ia bisa seperti sekarang. Ibunyalah yang memberikan dorongan padanya. 

Pada tahun 1873, Maria Montessori dan keluarganya pindah ke kota Florensia. 

Mereka lalu pindah lagi ke Roma tahun 1875.  Montessori sendiri mendapatkan pendidikan dasar di sebuah sekolah dasar umum ketika ia berusia 6 tahun. 

Maria Montessori kemuian melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah teknik Regia Scuola Tecnica Michelangelo Buonarroti. 

Di sanalah ia mempelajari bahasa Italia, aritmetika, aljabar, geometri, akuntansi, sejarah, geografi, dan ilu alam. Pada tahun 1886, ia lulus dan bahkan ia luus dengan nilai dan hasil yang ujian baik. Pada tahun yang sama, saat berusia 16 tahun, ia melanjutkan pendidikan ke institut teknik Regio Istituto Tecnico Leonardo da Vinci. 

Di tempat itu, Maria mempelajari fisika, kimia, botani, zoologi, , sejarah, geografi, geometri dan menggambar ornamen, matematika, bahasa Italia  serta dua bahasa asing. 

Masa-Masa Krusial

Maria Montessori, Pencipta Metode Montessori
Maria Montessori, Pencipta Metode Montessori

Setelah lulus, Maria berkeinginan menjadi dokter, walau ayahnya tegas melarangnya. Ayahnya tahu sangat sulit bagi wanita pada waktu itu untuk bisa menjadi dokter. Mereka ingin Maria mengambil jurusan pendidikan. Tetapi ia tetap bersikeras. Ia bahkan berkata lantang, "Aku tahu aku akan menjadi dokter".

Muncul desas-desus bahwa Paus sendiri yang turut campur dalam perkara Maria Montessori ini. 

Akhirnya, pada tahun 1890 Montessori berhasil terdaftar di Universitas Roma untuk mendalami fisika, matematika dan ilmu pengetahuan alam. Dia lalu menerima diplomanya pada tahun 1892. 

Hal ini membuatnya memecahkan rekor sebagai wanita pertama yang memasuki sekolah kedokteran di Italia. Dia juga berhasil mendapatkan berbagai beasiswa di sekolah kedokteran.

Bahkan pada tahun 1897 ia diminta untuk mewakili Italia di Kongres Internasional untuk Hak-Hak Perempuan di Berlin, Jerman.  

Ia kemudian bekerja di sebuah rumah sakit di Italia. Sebagai bagian dari pekerjaannya dia akan mengunjungi rumah sakit jiwa Roma untuk orang gila dan mencari pasien untuk dirawat di klinik. Dia menceritakan bagaimana, pada satu kunjungan tersebut, penjaga suaka anak-anak mengatakan dengan jijik bagaimana anak-anak meraih remah-remah dari lantai setelah mereka makan. 

Montessori kemudian menyadari bahwa kamar yang tanpa perabotan yang membuat anak-anak menjadi putus asa dan mengalami keterlambatan dalam perkembangan sensorik dan kegiatan untuk tangan dan tubuh mereka.

Di titik ini, Maria mulai tertarik mempelajari permasalahan perkembangan anak, khususnya anak-anak yang mengalami cacat mental. Dia mulai rajin membaca semua literatur yang bisa ia dapatkan.

Dalam hal ini, Maria sangat tertarik dan terpengaruh khususnya oleh karya dua orang Perancis pada awal 1900an, yakni Jean-Marc Itard, yang telah membuat namanya dikenal dengan 'anak liar Aveyron', dan Edouard Séguin, muridnya.

Jean-Marc Itard telah mengembangkan teknik pendidikan melalui indra. 

Sedangkan muridnya, Edouard Séguin kemudian menciptakan peralatan praktis dan peralatan untuk membantu mengembangkan persepsi sensorik anak dan keterampilan motorik. 

Kemungkinan besar hal inilah yang menjadi inspirasi bagi Montessori dan para penerusnya hingga saat ini.

Baca juga : Panduan lengkap untuk menyusun soal  HOTS atau higher-order thinking skill yang akan membuat pembelajaran menjadi lebih menantang. 

Perkembangan Selanjutnya

Selain itu, pada kurun waktu 1897-1898, Maria berusaha untuk memperluas pengetahuannya tentang pendidikan dengan menghadiri kursus di pedagogi, mempelajari karya-karya Rousseau, Pestalozzi dan Froebel.

Ketia Maria Montessori berusia 28 tahun, ia diminta untuk terlibat dalam Kongres Medis Nasional di Turin. 

Pada kesempatan tersebut, dia mengutarakan sebuah teori yang kontroversial. Dengan penuh karisma ia berkata bahwa kurangnya perhatian yang memadai untuk anak-anak terbelakang dan dan berkebutuhan khusus adalah penyebab kenakalan mereka. 

Perluasan dari hal ini, ia membahasnya di Kongres Pedagogis Nasional tahun berikutnya, yang menyajikan visi kemajuan sosial ekonomi dan politik yang berakar pada langkah-langkah pendidikan. 

Gagasan luar biasa dari Maria Montessori mengenai  reformasi sosial melalui pendidikan ini adalah ide yang berkembang dan matang dan terus ia dengungkan di sepanjang hidupnya.

Ia lalu berkenalan dan diketahui menjalin hubungan dengan Guisseppe Montesano, seorang rekan kerjanya. Hubungan itu telah berkembang menjadi hubungan cinta, dan pada tahun 1898 Maria melahirkan seorang anak, seorang anak bernama Mario, yang diserahkan ke dalam perawatan keluarga yang tinggal di pedesaan dekat Roma. 

Maria sering mengunjungi Mario, tapi tidak lama kemudian dia mengetahui bahwa Maria adalah ibunya. 

Sebuah ikatan yang kuat itu tetap terjalin, dan di tahun berikutnya ia bekerja sama dan melakukan perjalanan dengan ibunya, melanjutkan pekerjaan setelah kematiannya.

Kemudian pada tahun 1901 Montessori menceburkan diri ke dalam filsafat pendidikan dan antropologi yang dipelajarinya sendiri dan terpaksa harus meninggalkan Sekolah Orthophrenic Tahun 1904 ia menjadi pengajar Fakultas Pedagogis di Universitas Rome, Italia. 

Jabatan itu dipegangnya sampai 1908. Dalam satu perkuliahan dia mengatakan kepada murid-muridnya: "Subjek penelitian kita adalah kemanusiaan; Tujuan kita adalah untuk menjadi guru. Sekarang, apa yang benar-benar membuat seorang menjadi guru adalah kecintaan terhadap anak manusia; untuk itu cinta yang akan mengubah tugas sosial pendidik ke dalam kesadaran yang lebih tinggi akan misi."

Pada masa itu juga Roma berkembang dengan pesatnya. Ibukota negeri Italia itu menjadi rumah bagi kaum pekerja yang harus meninggalkan anak-anaknya untuk bekerja di luar sepanjang hari. 

Berbagai pihak lalu meminta Dr. Maria Montessori untuk memikirkan cara menemani anak-anak itu pada siang hari guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk maraknya fenomena kenakalan anak dan remaja.

Montessori kemudian mendapatkan kesempatan untuk bekerja dengan anak-anak normal dan, menerapkan materi  pendidikan yang ia kembangkan di Sekolah Orthophrenic.  Pada 6 Januari 1907 ia mendirikan Casa dei Bambini atau 'Rumah Anak' nya yang pertama. Montessori merasa berbeda: "Saya punya perasaan aneh yang membuat saya mengumumkan dengan tegas bahwa ini adalah suatu usaha pembuka yang nantinya akan dibicarakan oleh seluruh dunia.”

Montessori kemudian menemukan sebuah pencerahan. Ternyata anak-anak yang ditempatkan di lingkungan yang didesain sedemikian rupa, mampu mengembangkan dirinya sendiri secara lebih signifikan. 

Dia kemudian melihat ini sebagai auto-pendidikan. Pada tahun 1914 ia menulis, "Aku tidak menciptakan metode pendidikan, saya hanya memberikan beberapa anak-anak kecil kesempatan untuk hidup".

Sekolah Maria Montessoripun mendapat sambutan luas. Pada musim gugur 1908 ada lima Casa dei Bambini beroperasi, empat di Roma dan satu di Milan. Anak-anak di Casa dei Bambini membuat kemajuan yang luar biasa, dan dengan segera anak umur 5 tahun bisa menulis dan membaca. 

Di beberapa negara bagian dari Swiss yang mayoritas berbahasa Italia juga mulai ancang-ancang untuk mengadopsi Casa dei Bambini.

Tetapi kemudian muncul peristiwa yang cukup berpengaruh bagi hidupnya. Pada 20 Desember 1912 ibunya meninggal pada usia 72. Maria sangat terpengaruh oleh peristiwa ini, dan pada tahun setelah kematian ibunya ia membawa anaknya yang berumur 14 tahun, Mario, ke Roma untuk tinggal bersamanya.

Ketenaran Maria Montessori mulai merambah dunia baru, Amerika Serikat. Di sana, ia banyak mendapat kesempatan untuk berbicara di depan umum dan menyampaikan pendapatnya. Sampai kemudian Perang Dunia I meletus.

Maria Montessori kembali dari Amerika Serikat pada tahun 1917. Ia bersama puteranya Mario dan menantunya Helen Christy, pindah ke Barcelona, Spanyol. Di sana, mereka bersama-sama membangun Seminari-Laboratori de Pedagogiá. Anak dan istri barunya bergabung dengannya, dan empat cucunya telah lahir di sana: dua anak laki-laki, Mario Jr dan Rolando, dan dua anak perempuan, Marilena dan Renilde. Renilde inilah yang nantinya menjadi Sekretaris Jenderal dan lalu bahkan seorang Presiden untuk sebuah organisasi bernama Asosiasi Montessori Internationale, sebuah organisasi yang dibentuk oleh Maria Montessori pada tahun 1929 untuk melanjutkan pekerjaannya.

Maria Montessori memiliki mimpi dan ambisi yang besar untuk menciptakan sebuah pusat penelitian pengembangan pendidikan yang nantinya akan membantunya mengembangkan sebuah pendekatan dan metode pendidikannya.  Tetapi semua ini tidak berjalan lancar seiring bangkitnya fasisme di Eropa. Pada tahun 1933 semua sekolah Montessori di Jerman telah ditutup dan bahkan di Berlin, sebuah patung dirinya dibakar di atas api unggun yang dibuat dari buku-bukunya. Pada tahun yang sama, Montessori menutup semua sekolahnya di Italia karena ia bersitegang dengan Bennito Mussolini. Sang Penguasa Italia itu berencana menggabungkan Sekolah-Sekolah Montessori dengan organisasi fasis miliknya. Tentu saja Maria menolak.  

Baca juga : Metode Jigsaw yang hingga saat ini masih menjadi salah satu metode pembelajaran populer di seluruh dunia beserta kelebihan dan kekurangannya. 

Perang Dunia II

Pencipta metode montessori
Metode Montessori makin berkembang pesat

Sejarah mencatat bahwa bangkitnya fasisme juga dibarengi dengan pecahnya perang di berbagai penjuru Eropa. Jerman, Austria, Polandia, Perancis dan tak terkecuali Spanyol juga membara. Pecahnya perang sipil di Spanyol mepaksa keluarganya untuk meninggalkan rumah mereka di Barcelona, dan mereka berlayar ke Inggris pada musim panas 1936. 

Dari Inggris mereka melakukan perjalanan ke Belanda untuk tinggal di rumah keluarga Ada Pierson, putri seorang bankir Belanda. Mario, putera Maria Montessori kemudian jatuh cinta pada tuan rumahnya sendiri dan menikah Ada Pierson.

Nampaknya takdir memang menghendaki Maria untuk berpindah-pindah.. Pada tahun 1939 Mario dan Maria memulai perjalanan ke India untuk memberikan kursus pelatihan 3 bulan di sebuah wilayah yang disebut Madras. Di tempat ini mereka melakukan berbagai ceramah dan bahkan hampir selama 7 tahun mereka menghabiskan waktu di negeri Hindustan ini.  diikuti dengan tur ceramah; mereka tidak kembali selama hampir 7 tahun.

Dia menghabiskan musim panas di pedesaan di Kodaikanal. Pengalaman ini memperkaya konsepnya. Di sini dia menemukan momen yang tepat untuk berpikir tentang sifat hubungan antara semua makhluk hidup, tema yang dia kembangkan sampai akhir hidupnya dan yang kemudian dikenal sebagai pendidikan kosmis, pendekatan untuk anak usia 6 sampai 12. Mereka melatih lebih dari seribu guru India.

Pada tahun 1946 Maria Montessori dan Mario kembali ke Belanda. Pada tahun 1947 Montessori, tepat ketika ia berusia 76 tahun, ia mendirikan Montessori Centre di London. Ia juga kembali ke Italia dan memulai lagi institusi yang pernah tutup itu.

Pada tahun 1949 dirinya menerima nominasi pertama dari tiga nominasi untuk Nobel Perdamaian. Keterlibatan publik terakhirnya adalah di London pada tahun 1951 ketika dia menghadiri Kongres Montessori Internasional ke 9. Pada 6 Mei 1952, Dr. Maria Montessori meninggal di rumahnya di Belanda. Anaknya, Mario kemudian melanjutkan estafet perjuangannya.

*****

Itulah kisah dari Maria Montessori yang mewariskan banyak hal berharga bagi generasi penerus melalui pemikiran dan metode yang ia kembangkan. Baca juga artikel kami lainnya yang membedah cara meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik di sekolah atau tulisan menarik lain seputar profil tokoh terkenal, model pembelajaran maupun strategi pembelajaran demi meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. 

Guritno Adi
Guritno Adi Penulis adalah seorang praktisi, inovator dan pemerhati pendidikan. Memiliki pengalaman terjun di dunia pendidikan sejak 2007. Aktif menulis di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Blog yang sedang Anda baca adalah salah satu situs miliknya. Memiliki kerinduan untuk melihat generasi muda menjadi generasi pemenang yang siap menyongsong era Industri 4.0

11 komentar untuk "Maria Montessori, Sang Pencipta Metode Montessori"

Billy Shaputra 30 Maret 2019 pukul 14.11 Hapus Komentar
Benar-benar sosok wanita yang sangat menginspirasi. Kisah hidupnya begitu luar biasa. Atas segala jerih payahnya menyebar luaskan pengajaran pendekatan terhadap anak usia 6-12 membuahkan hasil, berupa Nobel perdamaian. Terima kasih. Artikel anda sangat bermanfaat.
Donnay 30 Maret 2019 pukul 15.53 Hapus Komentar
Wow wanita yang luar biasa, kerja keras dan jerihpayahnya sangat menginspirasi....
nanang alfan 30 Maret 2019 pukul 19.27 Hapus Komentar
Setelah membaca artikel diatas, sya pngen menanyakan, Sekolah Orthophrenic itu sekolah yang kayak gimana min?
imammukhtar 30 Maret 2019 pukul 19.56 Hapus Komentar
Kisah yang begitu menginspirasi kita semua, untuk bersemangat mengejar cuta"
Hariyanto 30 Maret 2019 pukul 20.07 Hapus Komentar
Perjuangan seorang yang bisa memberikan contoh pada wanita lainnya pada masa kini :)
Ahmad Shah Laupa 30 Maret 2019 pukul 21.07 Hapus Komentar
Kisah perjalanan seorang wanita yang sangat luar biasa inspiratif, Maria Montessori Sang Pencipta Metode Montessori... Keren banget ulasannya min... izin share eaa :)
Guritno Adi 30 Maret 2019 pukul 21.23 Hapus Komentar
Terima kasih atas pertanyaannya. Sekolah Orthophrenic adalah sebuah sekolah khusus untuk calon guru yang nantinya akan mengajar untuk anak-anak dengan gangguan jiwa/fisik tertentu.
Subdomain 30 Maret 2019 pukul 22.33 Hapus Komentar
wanita yang sangat berjasa
abang ichal 31 Maret 2019 pukul 07.54 Hapus Komentar
sepertinya blm ada di Indonesia nih. atau sy yg ga tau yak...
Anggria Novita, M.Pd. 22 Oktober 2021 pukul 19.26 Hapus Komentar
Terimakasih untuk tulisannya, akhirnya kketemu juga artikel yang membahas agak lengkap tentang siapa Maria Montessori. Sukses selalu buat admin nya..

Salam dari AnggriaNovita.com
MontessoriPedia 18 Juni 2022 pukul 12.19 Hapus Komentar
Ketemu juga artikel yang membahas lengkap sosok Maria Montessori, seorang pelopor metode pendidikan anak paling populer. Thanks kak buat tulisannya.