Widget HTML #1

Monster yang Membunuh Kreatifitas Anda

Secara tidak sadar, kita memelihara monster-monster yang telah mencuri kehidupan kita, atau lebih tepatnya potensi dalam hidup kita. Monster-monster ini telah tumbuh, berkembang biak dan bahkan menjadi semakin kuat menguasai dan mendikte hidup kita. Akibatnya, rencana, cita-cita dan harapan tinggallah mimpi yang menguap, membumbung tinggi tanpa sempat kita wujudkan.

Untuk menyadari keberadaan monster itu, sebenarnya adalah merupakan salah satu kesuksesan tersendiri. Mengapa? Karena begitu lihainya sang monster bersembunyi dalam pikiran kita. Dia berkamuflase, lalu secara lambat namun pasti menggerogoti sendi-sendi produktifitas kita, mencuri semangat dan tekad kita yang awalnya menggebu-gebu lalu yang tersisa hanyalah stagnasi dan kegagalan dalam mewujudkan impian yang sudah lama kita idamkan.

Dalam menulis artikel inipun, saya menganggap telah memenangi salah satu proses pertarungan melawan si monster. Ya, saya sudah selangkah menaklukannya. But this is a never ending war. Perjuangan ini merupakan pertempuran yang durasinya adalah sepanjang hayat. Mengingat bagaimana pertarungan panjang yang bahkan merupakan pertarungan abadi sepanjang hidup saya, maka menyerah apalagi lengah adalah sebuah kerugian. Sama seperti hari-hari sebelumnya di mana mereka telah berhasil mencurinya.

Sebelum kita membahas lebih jauh, maka mari kita berkenalan dengan para monster yang sudah saya singgung diatas.

  • Malas
  • Penundaan
  • Smartphone
  • Berpuas diri.
  • Harapan palsu.

Ya, saya menyebut mereka sebagai monster. Para monster yang diam dalam diri saya. Dalam pikiran saya. Dalam hidup saya.

Merekalah yang membuat banyak rencana saya menjadi tinggal rencana. Menjadi hanya konsep-konsep yang menumpuk dalam pikiran lalu hilang. Menjadi hanya tulisan-tulisan dalam draft komputer yang lahir premature namun kemudian tak pernah ditengok lagi.

Banyak sekali potensi yang lenyap. Itu adalah kerugian yang sebenar-benarnya. Sama seperti ketika kita menyia-nyiakan modal yang sudah diberikan pada kita. Layaknya seorang petarung yang berkhayal menjadi juara namun tak pernah menceburkan diri dalam latihan yang keras maupun pertarungan yang sesungguhnya. They take my dreams. They take my life!

Maybe it sounds redundant, but that’s the truth.

Mungkin anda juga mengalami yang saya alami, tetapi tidak menyadarinya. Sayapun demikian, tidak menyadari betapa banyak kesempatan untuk go to the next level hilang karena menuruti rasa malas, terkecoh oleh berbagai notifikasi yang tidak penting dari smartphone ataupun terlalu berpuas diri atas pencapaian yang saya alami.

Ketika saya memulai blog ini, saya memiliki banyak impian dan rencana, termasuk menulis secara konstan dan kontinyu. Tetapi sampai detik ini, blog yang anda baca inipun tak ubahnya dengan blog-blog lain yang sempat saya ciptakan namun kemudian saya tinggalkan seperti serangkaian produk gagal yang tidak memuaskan.

Ini adalah sebuah contoh kecil dari serangkaian kejadian dan pengalaman yang saya alami. Contoh lain? Banyak! Mungkin andapun pernah mengalaminya. Menggebu-gebu mendaftar berbagai kursus dan pelatihan, mendownload berbagai video motivasi-tips-trick-whatever they called, membeli berbagai buku yang anda harap mampu meningkatkan berbagai skill anda. Tapi semua hanya ‘panas’ di awal, lalu kemudian semangat anda lenyap. Gone and never done!

Sungguh sangat disayangkan bukan. Mungkin jika anda menyadari sebelumnya dan lebih penting lagi mengatasinya, anda sudah duduk di posisi karir yang lebih tinggi, mendapat penghasilan yang lebih besar atau sekadar memiliki skill yang lebih tajam dari sebelumnya.

Sayapun demikian. Beruntung akhirnya saya mampu mengenali monster-monster yang telah mengganggu produktifitas saya. Langkah berikutnya adalah mengalahkan mereka dan meraih kemenangan kita!

Menghancurkan kreativitas
Menghancurkan kreativitas

Di abad 21 ini, pertarungan dalam segala medan menjadi semakin sulit. Kompetitor kita bahkan tak jarang menggunakan segala cara. Kita tak perlu seperti mereka, cukup dengan meningkatkan produktifitas diri kita maka kita sudah melompati cukup banyak rintangan yang menghadang kesuksesan kita. Tetapi sebelumnya, mari kita kenali dulu mereka secara sedikit lebih mendalam! Know your enemy and you will know how to beat them!

Siapapun anda, kemalasan adalah monster nomor satu yang berpotensi mendorong anda dalam jurang kegagalan yang penuh dengan penyesalan. 

Malas

Anda harus bisa mengalahkan musuh satu ini. Ia tidak berwujud, tetapi dekat dengan kita. Kemalasan membuat proses untuk melangkah maju menjadi tidak mungkin. Kemalasan menghalangi kita untuk mendapatkan kemenangan yang sebenarnya secara ‘kasat mata’ memang ditakdirkan untuk kita. Siapapun anda, kemalasan adalah monster nomor satu yang berpotensi mendorong anda dalam jurang kegagalan yang penuh dengan penyesalan. 

Kemalasan adalah buah dari ketidakmampuan diri untuk bertarung dengan sungguh-sungguh dan kemudian mencari pembenaran-pembenaran yang tak lebih hanyalah sekedar bullshit. Kemalasan berawal dari penolakan kita untuk bekerja lebih keras. 

Dalam semua dimensi, entah di atas ring tinju, di ruang kuliah, di atas mimbar politik maupun dalam dunia perdagangan, kemalasan memiliki satu pola yang sama. Ia hadir dalam bentuk yang sangat lemah awalnya, kemudian menjangkiti seluruh hidup anda, melemahkan atau membunuh semangat anda dan meninggalkan anda ketika anda menjadi sosok yang begitu menyedihkan.

Mari kita lawan kemalasan, maka produktifitas akan dengan senang hati menampakkan dirinya pada kita.

Mungkin tidak mudah untuk melawan monster yang satu ini, tetapi percayalah kita akan mendapatkan piala yang sebanding harganya. Perjuangan kita melawannya tidaklah mudah tapi ada harga yang pantas yang menanti kita di ujung pertempuran ini.

Penundaan

Penundaan adalah saudara kembar dari kemalasan. Layaknya gemini yang bermuka dua, maka penundaan juga sama bahayanya dengan kemalasan. Bahkan mungkin sekali penundaan adalah kemalasan dalam bentuk terbarunya.

Penundaan hadir sebagai sebuah tantangan besar bagi anda yang sebenarnya cerdas, sudah mengetahui apa yang seharusnya dilakukan.

Inilah cerdiknya monster bernama penundaan! Ia membiarkan kita menyerang lebih dahulu. Ia membiarkan kita merangkai berbagai rencana bisnis yang brilian, mengatur menu latihan yang sempurna, mendaftar ke berbagai kursus yang tepat dan bahkan menciptakan berbagai langkah awal yang jenius. Tetapi kemudian, ketika ia datang, semuanya tinggalah kenangan. Hanya tersimpan dalam memori kita, atau jika sedikit beruntung, hanya tersimpan dalam draft-draft yang tidak akan pernah kita baca kembali.

Don’t wait until tomorrow what can you do today! Setiap detik datang dengan kesempatannya masing-masing. Menunda melakukan hal yang baik berarti menambah PR kita untuk hari selanjutnya. Percayalah, tidak ada PR yang menyenangkan. Lakukan sekarang, saat ini!

Banyak calon penulis yang hanya bisa mengkhayalkan karya mereka ketika di kamar mandi, padahal mereka memiliki ide yang luar biasa dan teknik yang tidak jelek. Tetapi mereka lebih menyukai berteman dengan penundaan.

Stop menunda! Lakukan sekarang!

Smartphone

Saya sudah mengalaminya sendiri. Ketika belum memiliki smartphone, bahkan ketika belum memiliki laptop, ada banyak hal yang ‘kedengarannya’ mustahil saya lakukan namun nyatanya telah saya lampaui, menjadi penulis produktif, walau amatir.

Hampir tiap minggu, tiga atau paling sedikit dua artikel saya lahirkan. Belum terhitung berbagai bualan yang saya tulis di mailing list, wall facebook atau grup diskusi. Tetapi justru ketika saya memiliki smartphone, saya berubah menjadi sangat tidak produktif. Jumlah arsip tulisan dalam blog ini bukti nyatanya!

Sometimes smartphone makes us lazy, useless and stupid!

Berbagai notif yang sebenarnya hadir di smartphone kitapun tidak ada gunanya, telah membuat kita membuang-buang waktu yang sangat berharga. Bahkan ketika di kantor, ada banyak hal yang seharusnya saya kerjakan namun menumpuk dan tak pernah saya eksekusi karena sibuk berautis-ria dengan smartphone.

Banyak kemudahaan yang hadir dalam android yang membuat kita justru buta pada target yang sudah kita set-up sebelumnya! Smartphone, kadang, membuat kita bodoh!

Saya belum memiliki iman sekuat orang-orang yang justru menjadikan berbagai fasilitas dalam smartphone menjadi senjata untuk makin produktif. Alhasil, I took the shortcut, I turn off my smartphone when I do my job!

Bahkan saya menghapus berbagai sosmed saya, seperti fb, path, twitter, wechat dll. Menyisakan WA dan Instagram. Juga Wordpress tentunya!

Mengambil jalan pintas seperti yang saya lakukan tidak ada salahnya, tetapi ingat ketika kita benar-benar menyadari pentingnya menjadi produktif dan sangat berhasrat dalam meraih goal kita, mungkin kita bisa menggunakan smartphone sesering mungkin dan justru dapat menggunakannya untuk bersenang-senang sekaligus meraih impian kita. It depends on you, guys!

Carilah apps yang benar-benar bermanfaat dan menunjang. Atur waktu kapan untuk browsing tentang tutorial membuat toko online dan kapan mengunjungi akun youtube artis favorit anda. Ketika semua seimbang, produktifitas dan being fun akan datang secara bersamaan. What a great!

Berpuas-diri. Kadang kala salah satu fase perjuangan kita, ada saatnya kita berada di atas. Lalu ketika itu kita tersenyum bangga dan melihat semua yang di bawah kita dengan kesombongan. Kemudian apa yang terjadi? Lambat tapi pasti akan datang saatnya dimana mereka yang tadinya ada di bawah mengambil alih posisi anda, dan anda mendongakan kepala anda ke atas dengan penuh penyesalan.

Berpuas-diri secara berlebihan tidak ada untungnya sama sekali. Kita sedang bicara mengenai kelengahan yang pada akhirnya membuat kita enggan untuk melakukan inovasi atau bahkan secara konsisten melakukan hal-hal yang sebelumnya telah manjur memberi kita prestasi. Bersyukur tidak sama dengan berpuas-diri secara berlebihan. Yang satu membawa anda pada ketenangan dan kebahagiaan sejati, yang satu mencelakaan anda.

Nokia dan Blackberry, juga Sevel dan mungkin sekali Samsung nantinya adalah serangkaian contoh yang pantas kita renungkan. Sebesar apapun prestasi kita saat ini, itu bukan alasan untuk berpuas-diri secara berlebihan. Petarung sejati dilahirkan bukan dari sebuah kemenangan tapi melalui proses latihan yang terus menerus.

Justru mari kita meningkatkan diri, salah satunya bisa dilakukan dengan mempelajari materi gratis dari channel Youtube terbaik

Jangan serahkan semua yang sudah anda raih pada monster yang satu ini. Karena pada dasarnya kesombongan dan berpuas-diri secara berlebihan adalah awal dari celaka. Celaka yang membuat anda malu dan menyesal.

Harapan dan Kesempatan Palsu 

Suatu kali karena satu hal saya berencana mendirikan sebuah majalah online. Semua effort saya lakukan untuk side-project saya itu. Awalnya saya merasa ini adalah sebuah langkah jitu, mendirikan brand saya sendiri, lalu mulai mengurangi job dan passion saya pada main job saya.

Finally, I was so disappointed. Ternyata saya salah langkah. Semangat dan harapan palsu yang menggebu-gebu di awal ternyata hanyalah ‘tipuan’. Then, I lost all.

Sebelum kita melangkah, ada baiknya kita memeriksa, menganalisa dan menguji semua. Untuk itulah ada sebuah metode yang lahir, SWOT. Terkadang semua yang diawali dengan semangat yang terlalu menggebu dan berlebihan pada akhirnya hanyalah zonk. Padahal kita sudah mengorbankan hal-hal yang lebih besar dan lebih pasti.

Maka melalui bualan amatir ini, saya juga ingin berpesan agar jangan terlalu mudah resign dari pekerjaan mapan anda lalu memulai sebuah startup. Analisa dan ujilah semua, pertimbangkan baik-baik. Terkadang ini tidak hanya mengenai diri kita, tapi juga melibatkan orang-orang tercinta di sekitar kita. Ketika semua sudah mantap, melangkahlah tanpa ragu.

Being productive is a must. Dalam dunia yang makin sengit ini, kita harus menyiapkan diri terlebih dahulu. Bekerja lebih keras, berpikir lebih cerdas dan bersyukur dengan ikhlas. Tentu ada banyak monster-monster lainnya, tapi berkaca dari pengalaman pribadi saya, kelima monster di atas sudah cukup untuk membuat kita menjadi manusia gagal yang sangat useless!

Maka kepada para monster di atas, hanya ada satu kata; Lawan!

Konklusi

Hancurkan monster-monster itu sebelum mengambil kendali lebih jauh. Jadilah kreatif. Salah satunya dengan cara ikuti terus artikel-artikel dari esai edukasi dot com.

Guritno Adi
Guritno Adi Penulis adalah seorang praktisi, inovator dan pemerhati pendidikan. Memiliki pengalaman terjun di dunia pendidikan sejak 2007. Aktif menulis di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Blog yang sedang Anda baca adalah salah satu situs miliknya. Memiliki kerinduan untuk melihat generasi muda menjadi generasi pemenang yang siap menyongsong era Industri 4.0

Posting Komentar untuk "Monster yang Membunuh Kreatifitas Anda"