Widget HTML #1

Penjelasan Lengkap Asesmen Formatif

Asesmen formatif adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk memantau kemajuan dan perkembangan siswa. Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru agar dapat memperbaiki pemahaman dan kinerja siswa secara berkelanjutan.

Dalam penilaian formatif, fokus utama bukanlah memberikan penilaian akhir atau angka, melainkan untuk membantu siswa memahami materi yang sedang dipelajari, mengidentifikasi area kelemahan, dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk perbaikan. Penilaian formatif dapat berupa tes singkat, tugas individu atau kelompok, observasi, diskusi kelas, atau bentuk-bentuk lain yang dirancang untuk memeriksa pemahaman siswa.

penjelasan lengkap seputar asesmen formatif
asesmen formatif

Keuntungan dari Penilaian Formatif

Apa saja keuntungan dari pelaksanaan asesmen formartif? Ternyata ada banyak manfaat yang bisa didapatkan. 

  • Memberikan umpan balik langsung: Penilaian formatif memberikan umpan balik yang cepat dan spesifik kepada siswa, sehingga mereka dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka dalam memahami materi.
  • Perbaikan berkelanjutan: Dengan adanya penilaian formatif, siswa dapat terus memperbaiki pemahaman mereka sepanjang proses pembelajaran. Guru juga dapat menyesuaikan metode mengajar dan materi pembelajaran berdasarkan hasil penilaian formatif.
  • Mendorong partisipasi aktif: Penilaian formatif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga mereka lebih terlibat dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
  • Meningkatkan motivasi: Umpan balik positif yang diberikan melalui penilaian formatif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.
  • Mengidentifikasi kebutuhan individual: Penilaian formatif membantu guru dalam memahami kebutuhan individual siswa, sehingga mereka dapat memberikan bantuan yang tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa yang masih kesulitan.

Secara keseluruhan, penilaian formatif berperan penting dalam meningkatkan pembelajaran siswa dengan memberikan umpan balik yang terus-menerus dan mendukung perkembangan mereka selama proses pembelajaran berlangsung.

Tujuan Penilaian Formatif

Tujuan penilaian formatif adalah sebagai berikut:

  • Memberikan umpan balik kepada siswa: Penilaian formatif dirancang untuk memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif kepada siswa. Tujuan ini adalah untuk membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam mempelajari suatu konsep atau keterampilan tertentu. Dengan mendapatkan umpan balik ini, siswa dapat mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki dan meningkatkan pemahaman mereka.
  • Mendorong pembelajaran berkelanjutan: Penilaian formatif berfokus pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tujuan utamanya adalah untuk membantu siswa terus meningkatkan pemahaman mereka seiring berjalannya waktu. Dengan memperoleh umpan balik secara teratur, siswa dapat melakukan perbaikan dan perubahan yang diperlukan dalam proses belajar mereka.
  • Menyesuaikan metode pengajaran: Penilaian formatif juga memberikan informasi yang berharga bagi guru. Guru dapat menggunakan hasil penilaian formatif untuk mengevaluasi efektivitas metode pengajaran dan menyusun strategi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan memahami kebutuhan dan tingkat pemahaman siswa, guru dapat menyesuaikan pendekatan mereka dan memastikan bahwa siswa mendapatkan dukungan yang sesuai.
  • Mengidentifikasi kebutuhan individual: Penilaian formatif membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan individual siswa. Dengan memperoleh informasi tentang kekuatan dan kelemahan siswa secara spesifik, guru dapat memberikan bantuan tambahan atau dukungan yang dibutuhkan oleh siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini memungkinkan pendekatan pembelajaran yang lebih diferensial, di mana guru dapat memperhatikan perbedaan individual dan memberikan bimbingan yang sesuai.
  • Meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa: Penilaian formatif dapat meningkatkan motivasi siswa dengan memberikan umpan balik positif yang memperkuat upaya dan prestasi mereka. Siswa merasa didengar dan dihargai saat mereka menerima umpan balik yang relevan dan konstruktif, yang pada gilirannya meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.

Contoh Bentuk Asesmen Formatif

Berikut ini adalah beberapa contoh representatif dari penilaian formatif:

Pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa secara individu dan kelompok siswa selama proses pembelajaran untuk menentukan konsep atau keterampilan tertentu yang mungkin mengalami kesulitan. Berbagai macam strategi pertanyaan yang disengaja dapat digunakan, seperti menyusun pertanyaan dengan cara-cara tertentu untuk mendapatkan jawaban yang lebih berguna.

Umpan balik yang spesifik, terperinci, dan konstruktif yang diberikan guru pada pekerjaan siswa, seperti entri jurnal, esai, lembar kerja, makalah penelitian, proyek, kuis yang tidak dinilai, hasil laboratorium, atau karya seni, desain, dan pertunjukan. Umpan balik dapat digunakan untuk merevisi atau meningkatkan produk kerja, misalnya.

"Exit slip" atau "tiket keluar" yang dengan cepat mengumpulkan respons siswa terhadap pertanyaan guru di akhir pelajaran atau periode kelas. 

Berdasarkan apa yang ditunjukkan oleh tanggapan tersebut, guru kemudian dapat memodifikasi pelajaran berikutnya untuk membahas konsep-konsep yang gagal dipahami siswa atau keterampilan yang mungkin mereka perjuangkan. "Admit slips" adalah strategi serupa yang digunakan di awal kelas atau pelajaran untuk menentukan apa yang telah siswa pertahankan dari pengalaman belajar sebelumnya.

Penilaian diri yang meminta siswa untuk berpikir tentang proses pembelajaran mereka sendiri, untuk merefleksikan apa yang mereka lakukan dengan baik atau kesulitan, dan untuk mengartikulasikan apa yang telah mereka pelajari atau masih perlu pelajari untuk memenuhi ekspektasi mata pelajaran atau standar pembelajaran.

Penilaian rekan sejawat yang memungkinkan siswa untuk menggunakan satu sama lain sebagai sumber belajar. 

Sebagai contoh, "workshop" sebuah tulisan dengan teman sekelas merupakan salah satu bentuk umum dari penilaian teman sebaya, terutama jika siswa mengikuti rubrik atau panduan yang diberikan oleh guru.

Selain alasan-alasan yang telah disebutkan di atas, pendidik juga dapat menggunakan penilaian formatif untuk:

  • Memfokuskan kembali siswa pada proses pembelajaran dan nilai intrinsiknya, bukan pada nilai atau imbalan ekstrinsik.
  • Mendorong siswa untuk membangun kekuatan mereka daripada terpaku atau terpaku pada kekurangan mereka. (Untuk diskusi terkait, lihat pola pikir pertumbuhan).
  • Bantu siswa menjadi lebih sadar akan kebutuhan belajar, kekuatan, dan minat mereka sehingga mereka dapat mengambil tanggung jawab yang lebih besar atas pertumbuhan pendidikan mereka sendiri. Sebagai contoh, siswa dapat belajar bagaimana menilai kemajuan mereka sendiri dan mengatur perilaku mereka sendiri.
  • Memberikan informasi yang lebih rinci, tepat, dan berguna kepada siswa. Karena nilai dan skor tes hanya memberikan kesan umum tentang pencapaian akademik, biasanya pada akhir periode pembelajaran, umpan balik formatif dapat membantu memperjelas dan mengkalibrasi ekspektasi pembelajaran bagi siswa dan orang tua. Siswa mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka, dan orang tua memiliki informasi yang lebih rinci yang dapat mereka gunakan untuk mendukung pendidikan anak mereka secara lebih efektif.
  • Meningkatkan atau mempercepat pencapaian pendidikan semua siswa, sekaligus mengurangi kesenjangan belajar dan kesenjangan prestasi.

Kekurangan Asesmen Formatif

Meskipun penilaian formatif memiliki banyak manfaat, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Beberapa kekurangan utama dari penilaian formatif adalah sebagai berikut:

  1. Subyektivitas: Penilaian formatif cenderung lebih subjektif dibandingkan dengan penilaian sumatif. Umpan balik yang diberikan oleh guru kepada siswa dapat dipengaruhi oleh pendapat pribadi, preferensi, atau interpretasi subjektif. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam memberikan umpan balik antara guru yang berbeda atau bahkan dari waktu ke waktu.
  2. Waktu yang Dibutuhkan: Penilaian formatif membutuhkan waktu yang signifikan untuk dilakukan secara efektif. Guru perlu meluangkan waktu untuk merencanakan, melaksanakan, dan memberikan umpan balik kepada siswa. Dalam konteks kelas yang padat waktu, ini bisa menjadi tantangan bagi guru untuk melaksanakan penilaian formatif secara konsisten dan menyeluruh.
  3. Keterbatasan Data: Penilaian formatif cenderung memberikan gambaran yang lebih sempit tentang kemampuan siswa karena dilakukan secara terbatas dalam waktu dan cakupan materi. Hal ini bisa menyebabkan informasi yang tidak lengkap atau tidak representatif tentang pemahaman siswa secara keseluruhan. Dalam hal ini, penilaian sumatif dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif.
  4. Tekanan pada Siswa: Jika penilaian formatif dilakukan secara tidak memadai atau diabaikan, siswa dapat merasa tertekan dan cemas karena terus-menerus menerima umpan balik dan penilaian. Jika umpan balik yang diberikan terlalu kritis atau negatif, hal ini dapat mempengaruhi motivasi dan percaya diri siswa. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu siswa untuk terus berkembang.
  5. Pemahaman yang Terbatas: Penilaian formatif cenderung lebih fokus pada pemahaman konseptual dan keterampilan akademik yang terukur secara langsung. Aspek-aspek non-akademik seperti keterampilan sosial, emosional, dan kreativitas mungkin tidak mendapatkan perhatian yang cukup dalam penilaian formatif. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan penilaian yang holistik untuk memastikan pengembangan siswa secara menyeluruh.

Meskipun ada kekurangan-kekurangan tersebut, penilaian formatif tetap merupakan alat yang berharga dalam meningkatkan pembelajaran siswa. Dengan kesadaran akan kekurangan-kekurangan ini, guru dapat mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak negatifnya dan memaksimalkan manfaat yang dapat diperoleh dari penilaian formatif.

Kapan Penilaian Formatif Dilakukan?

Penilaian formatif dilakukan sepanjang proses pembelajaran, mulai dari awal hingga akhir. Berikut adalah beberapa waktu atau momen umum di mana penilaian formatif dilakukan:

  1. Awal pembelajaran: Penilaian formatif dapat dilakukan di awal pembelajaran untuk mendapatkan pemahaman awal tentang pengetahuan dan keterampilan siswa sebelum memasuki topik atau materi baru. Hal ini membantu guru untuk merencanakan dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran mereka sesuai dengan kebutuhan siswa.
  2. Selama pembelajaran: Penilaian formatif dapat dilakukan secara teratur selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat memberikan tugas singkat, tes formatif, atau latihan evaluasi yang membantu mengukur pemahaman siswa secara berkala. Hal ini memungkinkan guru untuk mengidentifikasi kemajuan siswa, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan memberikan umpan balik yang relevan.
  3. Selama kegiatan kelas: Penilaian formatif juga dapat terjadi dalam bentuk diskusi kelas, pertanyaan dan jawaban, atau kegiatan kolaboratif. Guru dapat mengamati dan memantau partisipasi siswa, pemahaman mereka tentang topik, dan keterampilan mereka dalam menerapkan konsep yang dipelajari. Umpan balik langsung dapat diberikan kepada siswa selama kegiatan kelas untuk membantu mereka memperbaiki pemahaman mereka.
  4. Evaluasi formatif: Evaluasi formatif, seperti ulangan harian atau tugas formatif, juga merupakan bagian dari penilaian formatif. Evaluasi ini memberikan gambaran tentang pemahaman siswa pada titik tertentu dalam pembelajaran. Guru dapat menggunakan hasil evaluasi formatif ini untuk mengarahkan perbaikan dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
  5. Akhir pembelajaran: Meskipun penilaian formatif lebih berfokus pada proses pembelajaran, namun juga dapat dilakukan di akhir pembelajaran. Guru dapat melakukan penilaian formatif terakhir untuk mengevaluasi kemajuan siswa selama periode pembelajaran dan memberikan umpan balik terakhir tentang prestasi mereka serta rekomendasi untuk pembelajaran selanjutnya.

Penting untuk dicatat bahwa penilaian formatif adalah proses yang berkelanjutan dan tidak hanya terbatas pada satu momen atau waktu tertentu. Hal ini memberikan kesempatan bagi siswa dan guru untuk terlibat dalam refleksi dan perbaikan berkelanjutan sepanjang pembelajaran.

Tindak Lanjut Paska Penilaian Formatif

Apa yang harus dilakukan setelah guru melakukan penilaian formatif? Tindak lanjut dari penilaian formatif dapat melibatkan langkah-langkah berikut:

  • Umpan Balik kepada Siswa: Hasil penilaian formatif harus disampaikan kepada siswa dengan memberikan umpan balik yang jelas, spesifik, dan konstruktif. Umpan balik ini dapat berupa pujian untuk prestasi yang baik, saran untuk perbaikan, atau arahan tambahan tentang cara meningkatkan pemahaman atau keterampilan siswa. Guru perlu memastikan bahwa umpan balik tersebut dapat dipahami oleh siswa dan memberikan petunjuk yang jelas mengenai langkah selanjutnya yang harus diambil.
  • Modal awal dalam menyusun implementasi pembelajaran berdiferensiasi: Hasil penilaian formatif membantu guru dalam merencanakan pembelajaran diferensial. Dalam konteks ini, guru dapat mengidentifikasi siswa yang memerlukan bantuan tambahan, mempercepat penguasaan materi bagi siswa yang sudah menguasainya dengan baik, atau memberikan tantangan tambahan bagi siswa yang sudah mencapai tingkat yang lebih tinggi. Dengan memahami kebutuhan individual siswa, guru dapat menyesuaikan pendekatan pengajaran dan menyediakan bahan atau sumber daya yang relevan.
  • Rencana Pembelajaran: Guru dapat menggunakan hasil penilaian formatif untuk merevisi rencana pembelajaran mereka. Jika penilaian formatif menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mencapai pemahaman yang diharapkan, guru dapat memutuskan untuk mengulang atau mengkonsolidasikan materi tertentu. Jika sebagian besar siswa sudah menguasai materi dengan baik, guru dapat melanjutkan ke topik berikutnya atau menyesuaikan tingkat kesulitan materi.
  • Pembelajaran Remedial: Bagi siswa yang memperlihatkan pemahaman yang kurang baik dalam penilaian formatif, tindak lanjutnya dapat berupa pembelajaran remedial. Guru dapat menyediakan waktu tambahan untuk membantu siswa dalam memperbaiki pemahaman mereka. Ini bisa berarti menyediakan penjelasan tambahan, memberikan latihan tambahan, atau mengadakan sesi bimbingan individu atau kelompok kecil.
  • Evaluasi Lanjutan: Penilaian formatif harus berlanjut sepanjang proses pembelajaran. Guru perlu terus memantau kemajuan siswa dan mengumpulkan informasi melalui penilaian formatif yang berkelanjutan. Dengan terus melakukan penilaian formatif, guru dapat mengukur perkembangan siswa, mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dalam metode pengajaran, dan memberikan umpan balik yang terus-menerus kepada siswa.
  • Tindak lanjut dari penilaian formatif harus diarahkan pada perbaikan dan pengembangan siswa secara berkelanjutan. Dengan memanfaatkan hasil penilaian formatif secara efektif, guru dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman mereka sepanjang waktu.

Perdebatan Seputar Asesmen Formatif

Meskipun hanya ada sedikit ketidaksepakatan dalam komunitas pendidikan mengenai kegunaan penilaian formatif, perdebatan atau ketidaksepakatan mungkin berasal dari perbedaan interpretasi terhadap istilah tersebut. Sebagai contoh, beberapa pendidik percaya bahwa istilah ini diterapkan secara longgar pada bentuk-bentuk penilaian yang tidak "benar-benar" formatif, sementara yang lain percaya bahwa penilaian formatif jarang digunakan secara tepat atau efektif di dalam kelas.

Perdebatan umum lainnya adalah apakah penilaian formatif dapat atau harus dinilai. Banyak pendidik berpendapat bahwa penilaian formatif hanya dapat dianggap benar-benar formatif jika tidak dinilai dan digunakan secara eksklusif untuk meningkatkan pembelajaran siswa. 

Jika nilai diberikan pada kuis, tes, proyek, atau produk kerja lainnya, maka penilaian tersebut menjadi penilaian sumatif secara de facto-yaitu, tindakan pemberian nilai mengubah penilaian menjadi evaluasi kinerja yang didokumentasikan dalam catatan akademis siswa, dan bukan strategi diagnostik yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan persiapan siswa sebelum mereka diberikan tes atau tugas yang dinilai.

Beberapa pendidik juga membuat perbedaan antara penilaian formatif "murni" - penilaian yang digunakan setiap hari oleh guru ketika mereka mengajar siswa - dan penilaian "sementara" atau "tolok ukur", yang biasanya berupa penilaian berkala atau triwulanan yang digunakan untuk menentukan di mana posisi siswa dalam kemajuan belajar mereka atau apakah mereka berada di jalur yang tepat untuk memenuhi standar pembelajaran yang diharapkan. 

Meskipun beberapa pendidik mungkin berpendapat bahwa metode penilaian apa pun yang digunakan secara diagnostik dapat dianggap formatif, termasuk penilaian interim, yang lain berpendapat bahwa kedua bentuk penilaian ini harus tetap berbeda, mengingat strategi, teknik, dan pengembangan profesional yang berbeda mungkin diperlukan.

Perkembangan dan Reformasi dalam Pelaksanaan Asesmen Formatif

Meskipun konsep penilaian formatif baru ada sejak tahun 1960-an, para pendidik dapat dikatakan telah menggunakan "penilaian formatif" dalam berbagai bentuk sejak penemuan pengajaran. Namun, sebagai strategi peningkatan sekolah yang disengaja, penilaian formatif telah mendapat perhatian yang semakin besar dari para pendidik dan peneliti dalam beberapa dekade terakhir. 

Bahkan, saat ini penilaian formatif secara luas dianggap sebagai salah satu strategi pembelajaran yang lebih efektif yang digunakan oleh para guru, dan ada banyak literatur dan penelitian akademis yang membahas topik ini.

Sekolah-sekolah sekarang lebih cenderung mendorong atau mewajibkan guru untuk menggunakan strategi penilaian formatif di dalam kelas, dan ada semakin banyak peluang pengembangan profesional yang tersedia bagi para pendidik dalam bidang ini. 

Penilaian formatif juga merupakan komponen integral dari pembelajaran yang dipersonalisasi dan strategi pendidikan lainnya yang dirancang untuk menyesuaikan pelajaran dan instruksi dengan kebutuhan belajar dan minat masing-masing siswa.

Contoh Penilaian Formatif pada Kurtilas 

Dalam Kurikulum 2013 (Kurtilas) di Indonesia, terdapat beberapa contoh penilaian formatif yang dapat dilakukan. Berikut ini beberapa contoh penilaian formatif dalam Kurtilas:

  • Tanya Jawab/Kuis: Guru dapat melakukan tanya jawab singkat atau kuis di tengah atau akhir pembelajaran untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep yang sedang dipelajari. Pertanyaan dapat berupa pilihan ganda, isian singkat, atau pertanyaan terbuka.
  • Diskusi Kelas: Guru dapat mengadakan diskusi kelompok kecil atau diskusi kelas yang memungkinkan siswa untuk berbagi pemahaman mereka tentang topik yang sedang dipelajari. Guru dapat memantau diskusi dan memberikan umpan balik langsung kepada siswa berdasarkan kontribusi mereka dalam diskusi.
  • Observasi: Guru dapat melakukan observasi terhadap siswa selama kegiatan kelas atau praktikum untuk melihat sejauh mana mereka dapat menerapkan konsep atau keterampilan yang dipelajari. Observasi ini dapat meliputi pemantauan partisipasi siswa, penggunaan strategi pembelajaran yang tepat, atau kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas.
  • Portofolio: Siswa dapat membuat portofolio yang berisi karya-karya mereka, seperti tugas-tugas, proyek, atau catatan refleksi. Portofolio ini dapat digunakan sebagai alat untuk memantau perkembangan siswa seiring waktu. Guru dapat memberikan umpan balik tertulis atau lisan berdasarkan isi portofolio siswa.
  • Tes Formatif: Guru dapat memberikan tes formatif yang berfungsi untuk mengukur pemahaman siswa pada tingkat tertentu dalam pembelajaran. Tes ini dapat berupa soal pilihan ganda, uraian singkat, atau tugas terstruktur. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan memantau kemajuan mereka.
  • Peer Assessment: Siswa dapat melakukan penilaian terhadap karya atau presentasi sesama siswa. Ini melibatkan siswa dalam memberikan umpan balik konstruktif kepada teman sekelas mereka, sehingga mereka juga terlibat dalam proses penilaian formatif.
  • Jurnal Refleksi: Siswa dapat diminta untuk membuat jurnal refleksi yang mencerminkan pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari, kesulitan yang mereka alami, dan langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki pemahaman mereka. Guru dapat membaca dan memberikan umpan balik tertulis pada jurnal siswa.
  • Pengamatan Keterampilan: Dalam pembelajaran keterampilan, seperti seni atau olahraga, guru dapat mengamati dan menilai kemampuan siswa dalam melaksanakan gerakan, teknik, atau keterampilan yang dipelajari. Umpan balik dapat diberikan kepada siswa untuk membantu mereka memperbaiki keterampilan mereka.

Contoh-contoh di atas adalah beberapa metode penilaian formatif yang dapat digunakan dalam Kurikulum 2013 (Kurtilas). Penting untuk menyesuaikan penilaian dengan konteks pembelajaran dan kebutuhan siswa.

Asesmen Formatif dalam Kurikulum Merdeka

Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.

Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmen formatif dan sumatif. 

Lebih lanjut mengutip Panduan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar, asesmen formatif adalah asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.

a. Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.

b. Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen formatif. 

Seringkali orang menganggap antonim dari asesmen formatif adalah asesmen sumatif. Benarkah demikian? 

Untuk mengetahui dua jenis asesmen yang ada dalam kurikulum merdeka tersebut, silahkan baca beda asesmen formatif dan sumatif.

Demikianlah pembahasan kali ini yang mengupas lengkap mengenai pengertian, bentuk, tujuan, manfaat serta contoh asesmen formatif.

Guritno Adi
Guritno Adi Penulis adalah seorang praktisi, inovator dan pemerhati pendidikan. Memiliki pengalaman terjun di dunia pendidikan sejak 2007. Aktif menulis di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Blog yang sedang Anda baca adalah salah satu situs miliknya. Memiliki kerinduan untuk melihat generasi muda menjadi generasi pemenang yang siap menyongsong era Industri 4.0

Posting Komentar untuk "Penjelasan Lengkap Asesmen Formatif"