Widget HTML #1

Teori Belajar Humanisme

Teori belajar humanisme merupakan salah satu dari 5 teori belajar populer yang cukup mendapat perhatian oleh banyak ahli psikologi maupun pedagogi hingga hari ini.

Berbeda dengan bahaviorisme, kognitif dan konstruktivisme, teori belajar humanisme mendasarkan dirinya pada landasan pemikiran modern tentang bagaimana melihat peserta didik sebagai seorang individu yang perlu didorong dan dibantu untuk memahami dirinya sendiri dan posisinya dalam masyarakat. 

Definisi Teori Belajar Humanisme

Teori belajar humanisme adalah teori belajar yang menganggap peserta didik harus didorong untuk melakukan aktualisasi diri dan menjadi insan yang independen.

Belajar dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan dengan pusat pembelajaran sepenuhnya ada di tangan peserta didik. Terdengar sangat revolusioner tetapi memang inilah landasan utama teori humanistik.

Dalam teori humanistik, siswa dimungkinkan untuk menentukan tujuan dari pembelajaran, termasuk indikator dan skala-skala yang digunakan dalam mengukuru suatu kesuksesan dari proses belajar. 

Siswa juga harus dilibatkan sepenuhnya dalam memilih topik, subyek dan obyek belajar, termasuk tema, unit dan topik. 

Bahkan yang lebih menarik, siswa diajarkan untuk bertanggung jawab pada diri sendiri dalam hal menentukan metode dan model yang dipakainya untuk mengeksplorasi suatu topik yang pada nantinya ditetapkan untuk dipelajari. 

Tentu dalam masyarakat yang masih memegang teguh gaya pendidikan konvensional, apa yang ditawarkan oleh teori belajar humanistik sungguh berbeda dan bahkan terlampau jauh dari pemahaman yang selama ini dipegang mengenai fungsi dan peran guru.

Peran guru sendiri bukan sebagai satu-satunya sumber belajar. Bahkan melampaui apa yang ada di teori konstruktivisme, guru seakan-akan menemukan perannya yang baru.

Dalam teori belajar humanistik, guru dan siswa memiliki peran khusus dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator, tidak melulu harus menjadi seorang yang memberikan ceramah mengenai teori, konsep atau penjelasan semata. Jadi pada teori humanisme, antara lain guru berperan sebagai :

Mentor yang mengajarkan keterampilan belajar untuk memahami dan mengerti materi. . Guru yang baik dalam teori belajar humanistik fokus membantu siswa mengembangkan keterampilan belajar. Di lain pihak, para peserta didi, dalal hal ini siswam mereka akan bertanggung jawab atas pilihan pembelajaran. Jadi pertama-tama, peran guru adalah sebagai mentor yang memberi tahu bagaimana 'cara main' dari ini semua. 

Motivator yang memberikan motivasi senantiasa bagi para siswa  untuk menyelesaikan tugas-tugas kelas dalam rangka menuju proses aktualisasi diri. Pembelajaran humanistik berfokus pada keterlibatan, sehingga guru perlu memberikan motivasi, termasuk merancang kegiatan yang menarik sehingga siswa dapat terlibat sepenuhnya dalam kegiatan belajar. 

Pengarah, yakni memberikan pilihan kepada peserta didik, termasuk diantaranya memfasilitasi mereka untuk memilih, menentukan dan melaksanakan suatu materi pembelajaran dengan metode dan model yang sudah disepakati. 

Fasilitator belajar, yakni sebagai seseorang yang memfasilitasi siswa, baik dalam individu maupun kelompok kerja untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi materi. Setelah itu guru juga harus memfasilitasi mereka untuk berefleksi dan mengevaluasi hasil kegiatan yang sudah dilakukan. 

Contoh Penerapan Teori Belajar Humanisme

Bagaimana implementasi teori humanistik di dalam pembelajaran? Ada beberapa prinsip yang perlu ditekankan di sini bahwa teori humanisme memang memiliki pandangan yang jauh berbeda dengan ketiga teori sebelumnya. 

Penekanan utama teori humanisme adalah bagaimana menyelenggarakan pendidikan yang memanusiakan manusia, membuat peserta didik menjadi kreatif sekaligus bertanggung jawab.

Beberapa prinsip dan contoh penerapan teori humanistik antara lain adalah : 

  • Guru mempersiapkan materi, bahan, sumber belajar, alternatif sumber belajar dan beragam konsep serta cara yang bisa digunakan atau dipilih peserta didik untuk mengeksplorasi diri mereka sendiri dalam rangka memahami materi dan tujuan pembelajaran. Misal dalam rangka memahami bentuk-bentuk pemerintahan, guru menyediakan daftar buku dan tautan untuk bisa dipelajari oleh siswa.
  • Guru melakukan pendampingan kepada siswa yang masih belum memahami alur belajar dan cara yang paling efektif untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran yang sudah disepakati. Misal dalam proyek membuat program peduli lingkungan, guru menjelaskan langkah-langkah yang bisa membantu siswa, seperti cara menghubungi dinas terkait atau metode mengorganisasikan ide dan konsep yang ingin diterapkan.
  • Siswa dan guru bersama-sama di awal pembelajaran menyepakati aturan kelas beserta tujuan dan target pembelajaran, termasuk dampak yang harus diterima dengan sukarela bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 
teori belajar humanisme
teori belajar humanisme

Tokoh-Tokoh Teori Humanisme

Beberapa tokoh di bawah ini adalah mereka yang sudah terkenal memiliki kontribusi atau mempunyai pandangan yang selaras dengan teori humanisme. Meski demikian, tentu dalam perkembangannya akan ada tokoh baru yang mungkin harus dimasukkan dalam daftar pendukung teori humanistik ini : 

  • Abraham Maslow
  • Carl Rogers
  • Arthur Combs
  • Aldous Huxley 

Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanisme

Kelebihan teori belajar humanisme adalah :

  1. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menjadi mandiri dan independen.
  2. Membangun jiwa percaya diri dan berani.
  3. Memberikan pandangan bagaimana seharusnya menempatkan peserta didik dalam sebuah proses pembelajaran, yakni benar-benar sebagai subyek pendidikan.
  4. Akan muncul banyak penemuan dan hal-hal baru yang berasal dari kegiatan kreatif yang dilakukan oleh para siswa.  

Kekurangan teori belajar humanisme adalah : 

  1. Sangat terlampau idealis dan benar-benar susah untuk dipraktekkan karena pada dasarnya harus dilakukan oleh seorang pengajar yang profesional, memiliki tim, pada suatu kelas dengan murid yang tidak terlampau banyak serta mayoritas siswa menyadari perannya masing-masing dalam teori ini.
  2. Berpotensi gagal jika ternyata ada faktor-faktor internal maupun eksternal yang tiba-tiba muncul, seperti materi ternyata terlampau sulit, kegiatan pembelajaran melampaui estimasi waktu yang ditetapkan dan siswa tidak bisa diajak kooperatif dalam melakukan perannya sebagai peserta didik. 

Guritno Adi
Guritno Adi Penulis adalah seorang praktisi, inovator dan pemerhati pendidikan. Memiliki pengalaman terjun di dunia pendidikan sejak 2007. Aktif menulis di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Blog yang sedang Anda baca adalah salah satu situs miliknya. Memiliki kerinduan untuk melihat generasi muda menjadi generasi pemenang yang siap menyongsong era Industri 4.0

Posting Komentar untuk "Teori Belajar Humanisme"