Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Waspadai Tindakan Bullying di Sekolah

Definisi Bullying 

Definisi Bullying
Definisi Bullying

Mungkin banyak dari kita yang pernah mendengar kata bullying. Tetapi apa sebenarnya makna dari bullying? Esai Edukasi akan membahasnya untuk anda

Bullying atau perundungan merupakan tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang atau kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka kehendaki, dengan maksud untuk membahayakan fisik, mental atau emosional melalui pelecehan dan penyerangan. 

Orang tua, guru dan sekolah sering tidak menyadari adanya tindakan bullying ini. Bentuk yang paling sering dijumpai dari perundungan/ bullying di lingkungan sekolah adalah pelecehan dalam bentuk ucapan/verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama. 

Jika tidak diperhatikan, bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi teror fisik seperti menyerang fisik, intimidasi berkelompok secara terus menerus dan bahkan pemerkosaan. 

Penyebab Bullying

Sekarang kita akan membahas apa penyebab seorang anak menjadi pelaku bullying sehingga bisa menjadi sosok yang kejam dan bisa jadi sangat berbahaya bagi teman-temannya.

Biasanya pelaku memulai bullying di sekolah pada usia muda, dengan melakukan teror pada salah satu atau beberapa anak laki-laki dan perempuan yang ia anggap lebih lemah dan bisa diganggu secara emosional atau intimidasi psikologis. Anak bisa melakukan perundungan karena berbagai alasan.

Mencari Perhatian

Ya, alasan sepele ini jika tidak ditanggapi akan memunculkan terjadinya bullying. Biasanya karena mencari perhatian dari teman sebaya dan orang tua mereka, atau juga karena merasa penting dan merasa memegang kendali. 

Imitasi

Banyak juga tindakan bullying di sekolah dipacu karena meniru tindakan orang dewasa di sekitarnya atau program televisi. Jadi peran lingkungan juga membentuk pribadi seorang pelaku bully. 

Mendapatkan Keuntungan

Ini juga bisa menjadi alasan seorang anak untuk melakukan bullying. Ia merasa bisa mendapat keuntungan tertentu, mulai dari keuntungan material hingga seksual. 

Kepuasan Diri

Jika ini yang menjadi alasan untuk menjadi pelaku bullying, maka sebenarnya dirinya sudah dekat dengan sifat psikopat. Ia akan merasa puas ketika melihat orang lain menderita dan tersiksa. 


Efek negatif Bullying
Efek negatif Bullying

Efek dari Bullying

Penindasan/perundungan/bullying memiliki efek jangka panjang, baik pada korban maupun si penindas itu sendiri. 

Untuk korban, perlakuan itu merampas rasa percaya diri mereka. Ini akan menciptakan trauma berkepanjangan. 

Ketakutan dan trauma emosional yang diderita si korban dapat memicu kecenderungan untuk benci pada hal-hal yang berbau sekolah. Ada ketakutan dan kengerian bagi mereka setiap mereka pergi ke sekolah. Akibatnya bisa fatal, mereka bisa memilih untuk putus sekolah. 

Untuk pelaku bullying, efeknya adalah menjadi sebuah kebiasaan dan kenikmatan untuk meningkatkan ego mereka serta menumbuhkan karakter seorang kriminal. 

Sedang di lain pihak, anak-anak yang terbiasa melakukan bullying di sekolah akhirnya dapat menjadi orang dewasa yang kejam atau penjahat. 

Perhatikan Selalu Anak Anda 

Korban tidak akan mengeluh karena takut menerima reaksi dari si pengganggu. Namun, mereka biasanya menunjukkan beberapa gejala seperti di bawah ini: 

  • Kesulitan tidur. Bisa jadi apa yang mereka alami sepanjang siang di sekolah menghantui pikiran mereka. Akibatnya merekapun mengalami kesulitan tidur. Ini adalah awal bagi munculnya berbagai gangguan psikologis dan kesehatan yang lebih parah. 
  • Kesulitan mengikuti pelajaran. Ini bermula dari kesulitan untuk fokus mengikuti pelajaran. Akhirnya muara dari semua ini adalah anjloknya prestasi akademik mereka. 
  • Sering membuat alasan untuk bolos sekolah. Mulai dari berpura-pura sakit hingga membolos ke sekolah. Jika sudah sampai pada tahap ini benar-benar harus dilakukan tindakan yang tepat. Tiba-tiba menjauhkan diri dari aktivitas yang disukai sebelumnya seperti naik bus sekolah atau mengunjungi tempat bermain. 
  • Mereka akan terlihat murung dan menyendiri. Merekapun juga mulai sering melamun. Tampak gelisah, lesu dan putus asa terus-menerus.Ini terjadi pada tahap bullying yang berkepanjangan. Mereka akhirnya merasa sendirian dan kemudian makin menjauhi kehidupan sosial. 

[Panduan untuk orang tua] Bagaimana melindungi anak dari bullying? 

  1. Selalu perhatikan kebiasaan anak. Jika mulai ada perubahan segera diskusikan dengan anak. Jangan posisikan diri sebagai seorang yang berkuasa atas diri anak tapi posisikan diri sebagai seorang sahabat.
  2. Memiliki kontak dengan guru/wali kelas untuk selalu memantau perkembangan anak. Memiliki kontak dengan teman-teman /orang tua dari teman-teman anak anda. Setidaknya anda tahu bagaimana dan seperti apa mereka.
  3. Selalu luangkan waktu untuk memantau perkembangan akademik anak anda. Bicara tentang pengalaman Anda sendiri. Ceritakan pengalaman Anda sendiri di sekolah kepada anak. Ini akan membantu anak tahu bahwa dia tidak sendirian dalam situasi seperti itu.
  4. Jika ternyata anak anda ada indikasi menjadi korban bully, segera konsultasikan dengan pihak sekolah face to face, bukan lewat telepon atau email. Ini untuk menunjukkan bahwa anda serius dan anda benar-benar ingin pihak sekolah menyelesaikan hal ini. 
  5. Jika pada titik tertentu ternyata bullying terjadi terus-menerus, langsung minta pihak sekolah untuk memediasi pertemuan antara anda dengan pelaku bully anak anda atau orang tua/walinya. 
  6. Selesaikan sesegera mungkin. Ingat anak anda di atas segalanya. Pikirkan semua kemungkinan yang bisa diambil, termasuk mungkin mencari bantuan konselor atau mulai memikirkan mencari tempat belajar yang baru
  7. Rajinlah membaca tutorial menghadapi tindakan bullying di sekolah agar Anda bisa dengan tepat memberi nasihat yang baik. 

[Panduan untuk guru] Bagaimana melindungi anak dari bullying? 

  1. Selalu perhatikan kebiasaan murid anda. Selalu beri konsultasi jika ada salah satu murid anda yang mulai mengalami perubahan sikap secara drastis. 
  2. Pantau grafik perkembangan akademis murid anda. Jangan biarkan ada seorangpun yang mengalami penurunan prestasi tanpa anda tahu penyebabnya. 
  3. Andalah yang pertama harus memberi contoh dengan cara tidak melakukan bully murid anda atas dasar apapun, termasuk perbedaan keyakinan, latar belakang sosial, warna kulit, dll. 
  4. Luangkan waktu untuk bermain dengan mereka sesekali ketika beristirahat. Jangan biarkan ada beberapa anak terlalu mendominasi dalam bermain. 
  5. Jangan biarkan beberapa anak memerintah anak lain berlebihan. 
  6. Jika memang terjadi perilaku bullying, segera bekerja sama dengan atasan atau rekan anda. Jangan ragu untuk menghubungi keluarga korban dan pelaku bullying. 
  7. Lakukan apapun yang terbaik yang anda bisa untuk menghentikan perilaku bullying ini, termasuk pemberian sebuah sanksi bila diperlukan.

*******
Mengatasi fenomena bully memang sangat penting tetapi tidak semudah yang terlihat. Untuk itu perlu sekali ada kerjasama yang baik dari semua pihak. Waspadai juga fenomena bullying non-fisik yang terjadi di media sosial yang biasa disebut sebagai cyber-bullying

Guritno Adi
Guritno Adi Penulis adalah seorang praktisi, inovator dan pemerhati pendidikan. Memiliki pengalaman terjun di dunia pendidikan sejak 2007. Aktif menulis di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Blog yang sedang Anda baca adalah salah satu situs miliknya. Memiliki kerinduan untuk melihat generasi muda menjadi generasi pemenang yang siap menyongsong era Industri 4.0

26 komentar untuk "Waspadai Tindakan Bullying di Sekolah"

UCIDZGN 9 Februari 2019 pukul 12.37 Hapus Komentar
Stop buli 😀
Driez 9 Februari 2019 pukul 12.43 Hapus Komentar
Semoga korban bullyng dapat berkurang dan tidak terjadi lagi dimanapun...
YGA KBS 9 Februari 2019 pukul 14.14 Hapus Komentar
Makasih informasinya, kita harus laporkan masalah bullying ini, karena ini bisa menyebabkan ketidak percayaan diri pada seseorang 👌
goresan kopi 9 Februari 2019 pukul 14.57 Hapus Komentar
Kita harus mencegah sedini mungkin bulying karena itu merusak psikologis sesorang
Admin S.D.S 9 Februari 2019 pukul 16.12 Hapus Komentar
Ulasannya keren banget, lengkap dan sangat jelas sekali.... Tambahan sedikit min, jika seorang anak yg pernah jadi korban ibully sewaktu TK atau SD atau di sekokahnya yg lain, ketika mereka tumbuh besar akan punya rasa balas dendam, ini juga efek yg sangat buruk sekali... Makanya hati2 bagi yg suka membully.... 👍
Tulisan Perantau 9 Februari 2019 pukul 18.20 Hapus Komentar
Keren,
Mari dukung gerakan anti bully di sekolah, dan dimanapun berada...

Butuh peran semua segmen masyarakat utk bully bully ini.
Anonim 9 Februari 2019 pukul 20.45 Hapus Komentar
Kepedulian dan pengawasan adalah kunci dalam mencegah bullying. kita sebagai orang dewasa harus nya mengajarkan anak anak kita untuk tidak membullying temanya karena bisa memperngaru psikologi anak itu sendiri
Birul Blog 9 Februari 2019 pukul 21.33 Hapus Komentar
bully itu sangat tidak baik sekali karena bisa menurunkan metal para siswa, saya sebagai guru di sekolah juga melarang keras siswa membuly teman-tamannya
Guritno Adi 9 Februari 2019 pukul 22.16 Hapus Komentar
Semoga saja. Semua pihak harus turut mengambil peran.
Guritno Adi 9 Februari 2019 pukul 22.17 Hapus Komentar
Tepat sekali, bahkan pada beberapa kasus berakhir dengan bunuh diri.
Guritno Adi 9 Februari 2019 pukul 22.19 Hapus Komentar
Tepat sekali. Saatnya semua pihak turut serta mengawasi potensi bullying
Guritno Adi 9 Februari 2019 pukul 22.20 Hapus Komentar
Terima kasih, esai edukasi selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk pembaca. Saran akan dipertimbangkan untuk artikel berikutnya. Terima kasih sudah mampir.
Hariyanto 9 Februari 2019 pukul 22.29 Hapus Komentar
Cyber bullying ya gan? Ini terjadi pd masa2 sd, smp, bahkan smk pun masih ada, ane kasian aj yg sering jd korban bullying apalagi sering kena tataran, saran ane si orang yg seri dibully harus kentel nyaliny gan hehe
Guritno Adi 9 Februari 2019 pukul 22.32 Hapus Komentar
Benar sekali, mari kita awasi dan cegah bersama perilaku bullying di sekolah......
Guritno Adi 9 Februari 2019 pukul 22.35 Hapus Komentar
Tepat sekali. Sayangnya membangun kepedulian semacam itu tidaklah mudah....
Iqbal 9 Februari 2019 pukul 22.37 Hapus Komentar
Tidak bisa menyalahkan anak itu juga...
Karena orang tua dan lingkungan adalah faktor yang penting membuat anak menjadi baik/buruk kelakuannya
Guritno Adi 9 Februari 2019 pukul 22.38 Hapus Komentar
Dibutuhkan guru-guru seperti anda agar bullying bisa berkurang, terlebih hilang. Karena sekolah harusnya jd tmpt yg aman.....
Penggila Blog 10 Februari 2019 pukul 01.22 Hapus Komentar
Bullying yang paling sering memang bullying menggunakan verbal.. apalagi kalau pas waktu SD, ledek ledekan pakai nama bokap nyokap.. wkwkw..
Zaenal Arifin 10 Februari 2019 pukul 05.40 Hapus Komentar
tanamkan sejak dini kepada anak untuk belajar menghargai orang lain sejak dari keluarga. semoga kelak dia dewasa tidak akan membuly orang lain
Guritno Adi 10 Februari 2019 pukul 05.48 Hapus Komentar
Terima kasih, di artikel selanjutnya esai edukasi dot com akan membahas lebih dalam tentang cyber bullying dan panduan untuk korban bully. Saran yg bagus, mmg kita sewajibnya harus mempertahankan diri.
Guritno Adi 10 Februari 2019 pukul 05.49 Hapus Komentar
Benar, lingkungan sangat mempengaruhi perilaku dan karakter seorang anak. Bisa juga pelaku bullying hidup di lingkungan yg buruk.
Guritno Adi 10 Februari 2019 pukul 05.50 Hapus Komentar
Bullying lebih ke arah mengintimidasi dan terstruktur. Sangat berbeda dengan bercanda atau saling ejek. Bullying verbal juga harus dicegah agar tidak brkmbang ke arah yg lebih parah.
Guritno Adi 10 Februari 2019 pukul 07.58 Hapus Komentar
Tepat sekali,orang tua sangat berperan besar dalam hal ini.
Donnay 10 Februari 2019 pukul 09.08 Hapus Komentar
Sebenarnya di sekolah tidak pernah lepas dari kata bulying, hal itu verdampak sekali buat korban buly. Semoga kedepannya bully tidak ada lagi
TutorBlog 10 Februari 2019 pukul 10.48 Hapus Komentar
Bulying adalah suatu tindak yang kurang dapat di puji. Tapi kadang orang sekitar mencela ketika ada yang aneh terhadap seseorang, padahal itu dapat melukai perasaan
Veronika Putri 10 Februari 2019 pukul 21.12 Hapus Komentar
Bener bgt, pokoknya kita harus lawan bullying bersama-sama. Bahaya banget soalnya.